KUNJUNGI WEBSITE SDIT AL MA'RUF >>>>> http://sditalmarufsby.sch.id

Kamis, 20 Mei 2010

BERUANG DAN SERULING BAMBU

   Ada seekor Beruang coklat bertubuh gendut. Ia selalu terpesona mendengar burung-burung bernyanyi riang. Beruang coklat ingin bisa bernyanyi atau bersiul. Tapi ia tak mampu. Suatu hari ia tersesat di ladang dekat perkampungan. Ia sangat takjub melihat anak gembala meniup seruling dengan suara yang merdu sekali.
    Beruang kembali masuk hutan dan menceritakan pengalamannya itu kepada Kancil. Suatu hari kecil berjalan-jalan dan sampailah ia di rerumpunan pohon bambu. Karena capek ia istirahat di tempat itu. Tiba-tiba ia mendengar derit suara bambu yang cukup merdu walau tak semerdu seruling gembala. Mendengar derit bambu, timbul sifat jahilnya. Ia punya gagasan gila untuk temannya si Beruang.
    Berhari-hari Kancil mencari Beruang, akhirnya ia temukan juga si Beruang yang sedang mandi di sebuah telaga. “Cil! ikut berendam yuk, udara sangat panas nih!” teriak Beruang. ”Hai Beruang ….” kata  Kancil. “Kau kan suka musik? Ayo ikut aku, ku tunjukkan konser musik alami yang sangat merdu sekali”. “Wah , benarkah Cil? Ayo berangkat!” kata Beruang.
     Dari kejauhan Beruang melihat Kancil, seolah-olah sedang mempermainkan seruling dari bambu. “Cil, dari pada aku cuma melihat , ajarilah aku mempermainkan seruling itu,” kata Beruang sambil mendekati Kancil. “Boleh, julurkan lidahmu, tempelkan ke celah seruling bambu yang panjang ini.” Kata Kancil.
     Kemudian Kancil segera bersiul memanggil angin. Tak berapa lama angin bertiup sepoi-sepoi cukup untuk menggoyang-goyangkan pohon bambu. Bambu berderit, menjepit lidah beruang. Beruang menjerit kesakitan untung ia segera mencabut lidahnya. 
     Sadarlah si Beruang kalau Kancil sengaja menipunya. Tapi ia tak marah, sebab derit suara bambu itu memang terdengar merdu. Begitu merdunya derit suara bambu itu sehingga membuat Beruang terlena dan akhirnya ia tertidur lelap. (an-jpbook)

"Ambil hikmah dari cerita"